Kamis, 23 Mei 2013

ALAT PERKEMBANGBIAKAN (BUNGA, BUAH DAN BIJI)


TUGAS MATA KULIAH
TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI
(AMDK 322)


DOSEN PENGASUH:
Drs. H. Aminuddin, P.Putra, M.Pd
Drs. H. Mirhanudin


OLEH KELOMPOK:
Dwi Retno Mulasih   A1C209248
Jamiatul Wahdah      A1C209232
Marini                       A1C209231
Murni                         A1C209244
Nor Aisyah                 A1C209235
Pitriani                       A1C209256


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
MEI 2013

ALAT PERKEMBANGBIAKAN

Alat perkembangbiakan pada tubuh tumbuhan dibedakan ke dalam dua golongan, yaitu :
1.    Alat perkembangbiakan vegetatif (a-seksual), yaitu bagian tubuh tumbuhan yang dapat menjadi individu baru tanpa didahului oleh proses perkawinan.
2.    Alat perkembangbiakan generatif (seksual), yaitu alat perkembangbiakan yang didahului oleh proses perkawinan.
Alat perkembangbiakan secara generatif pada tumbuhan biji adalah bijinya, dimana biji tersebut terdapat didalam buah yang berasal dari bunga.
Bunga (Flos)
Alat perkembangan generatif memiliki bentuk dan susunan yang berbeda-beda menurut jenis tumbuhannya. Pada tumbuhan berbiji alat tersebut berupa bunga. Pada bunga inilah terdapat bagian-bagian yang setelah terjadi peristiwa-peristiwa yang di sebut: persarian (penyerbukan) dan pembuahan yang akan menghasilkan buah dan biji sehingga akan tumbuh menjadi individu baru. Bunga merupakan suatu bagian tumbuhan yang amat penting.
Dilihat dari susunan suatu bunga, dapat diketahui bahwa bunga adalah penjelmaan suatu tunas yang bentuk, warna dan susunannya disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan, sehingga dapat berlangsung penyerbukan dan pembuahan, dan dihasilkan alat-alat perkembangbiakan.
Dilihat dari tata letak dan susunannya bagian-bagian bunga dibedakan menjadi :
a.    Bunga yang bagian-bagiannya tersusun menurut garis spiral (acyclis)
b.    Bunga yang bagian-bagiannya tersusun dalam lingkaran (cyclis)
c.    Bunga yang sebagian bagian-bagiannya duduk dalam lingkaran, dan sebagian lain terpencar atau menurut garis spiral (hemicyclis)
Bunga memiliki sifat-sifat yang menarik, di antaranya: bentuk bunga seluruhnya dan bentuk bagian-bagiannya, warnanya, baunya, ada dan tidaknya madu ataupun zat lain. Jumlah bunga pada tumbuhan berbeda-beda, tumbuhan yang hanya menghasilkan satu bunga saja dinamakan tumbuhan berbunga tunggal (planta uniflora), sedangkan yang lainnya tumbuhan berbunga banyak (planta multiflora).
Suatu tumbuhan yang hanya memiliki satu bunga biasanya bunga terdapat pada ujung  batang (flos terminalis), jika terdapat banyak bunga maka sebagian bunga-bunga tadi terdapat pada ketiak-ketiak daun dan sebagian pada ujung batang atau cabang-cabang (flos lateralis atau flos axillaris).

 




                                                                       
Bunga pada ujung batang (Caesalpinia pulcherrima Swartz.)
Bunga pada ketiak daun (Hibiscus rosa sinensis)
 


Bunga Majemuk (Anthotaxis, Inflorescentia)
            Suatu bunga majemuk dapat di bedakan ke dalam bagian-bagian berikut, di antaranya:
1.    Bagian yang bersifat seperti batang atau cabang, yaitu ibu tangkai bunga (pedunculus, pedunculus communis atau rhanchis), tangkai bunga (pedicellus) dan dasar bunga (receptaculum).
2.    Bagian yang bersifat seperti daun, yaitu daun-daun pelindung (bractea), daun tangkai (bractiola), seludang bunga (spatha), daun-daun pembalut (bractea involucralis, involucrum), kelopak tamabahan (epicalyx), daun-daun kelopak (sepalae), daun-daun mahkota atau daun tajuk (petalae), daun-daun tenda bunga (tepalae), benang sar (stamina), dan daun-daun buah (carpella).

Ibu tangkai bunga yang tidak bercabang dan tidak berdaun seringkali di namakan sumbu bunga (scapus). Dilihat dari sifat-sifatnya bunga majemuk dibedakan ke dalam 3 golongan yaitu :
a.    Bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa), yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya dapat tumbuh terus dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak. Bunga majemuk tak berbatas dapat dibedakan lagi menjadi ibu tangkai tidak bercabang yang meliputi tandan (racemus/botrys), bulir (spica), untai atau bunga lada (amentum), tongkol (spadix), bunga payung (umbella), bunga cawan (corymbus), bunga bongkol (capitulum), dan bunga periuk (hypanthodium). Ibu tangkai bercabang meliputi malai (panicula), malai rata (corymbus ramosus), bunga payung majemuk (umbella composita), bunga tongkol majemuk, dan bulir majemuk.
b.    Bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa atau inflorescentia centrifuga, inflorescentia definita), yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya selalu ditutup dengan suatu bunga, sehingga ibu tangkai memiliki pertumbuhan yang terbatas. Dilihat dari jumlah cabang ibu tangkai, bunga majemuk berbatas dibedakan ke dalam 3 macam sifat yaitu monochasial, jika ibu tangkai hanya mempunyai satu cabang, kadang lebih tetapi tidak pernah berhadapan, dan satu lebih besar dari yang lainnya. Dichasial, jika dari ibu tangkai keluar dua cabang yang berhadapan, Pleiochasial, jika dari ibu tangkai keluar lebih dari dua cabang pada suatu tempat yang sama tingginya pada ibu tangkai tadi, yang termasuk ke dalam bunga majemuk berbatas antara lain :
·      Anak payung menggarpu (dichasium), pada ujung ibu tangkai terdapat satu bunga. Dibawahnya terdapat dua cabang yang sama panjangnya, masing-masing mendukung satu bunga pada ujungnya.
·      Bunga tangga atau bunga bercabang seling (cincinnus), yaitu suatu bunga majemuk yang ibu tangkainya bercabang, yang cabang-cabangnya bercabang lagi dimana pada setiap cabang hanya terbentuk satu cabang saja dan letaknya berganti-ganti ke kiri dan ke kanan.
·      Bunga sekerup (bostryx), ibu tangkai bercabang-cabang, tiap cabang hanya terbentuk satu cabang saja yang semuanya terbentuk ke kiri atau ke kanan dan cabang yang satu berturut-turut membentuk sudut sebesar 90°.
·      Bunga sabit (drepanium), percabangan seperti bunga sekrup tetapi semua percabangannya terletak pada satu bidang, hingga bunga seluruhnya menampakkan bentuk seperti sabit.
·      Bunga kipas (rhipidium), seperti bunga bercabang seling, semua percabangan terdapat satu bidang dan cabang tidak sama panjang.

c.    Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta), yaitu bunga majemuk yang memperlihatkan baik sifat-sifat bunga majemuk berbatas maupun sifat bunga majemuk tak berbatas.
d.   Tipe bunga majemuk lainnya antara lain gubahan semu atau karangan semu (verticillaster), lembing (anthela), tukal (glomerolus), berkas (fasciculus).

Bagian-Bagian Bunga
a.    Tangkai bunga (pedicellus), yaitu bagian bunga yang masih jelas bersifat batang.
b.    Dasar bunga (receptaculum) yaitu ujung tangkai yang sering kali melebar, dengan ruas-ruas yang amat pendek sehingga daun-daun yang telah mengalami metamorfosis menjadi bagian-bagian bunga yang duduk amat rapat satu sama lain.
c.    Hiasan bunga (perianthium), yaitu bagian bunga yang merupakan penjelmaan daun yang masih tampak berbentuk lembaran dengan tulang-tulang daun atau urat-urat yang masih jelas.hiasan bunga tersusun oleh kelopak (kalyx) dan tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla).
Pada suatu bunga kadang tidak terdapat hiasan bunga, bunga tersebut dinamakan bunga telanjang (frosnodus). Hiasan bunga yang tidak dapat dibedakan antara kelopak dan mahkotanya dengan kata lain kelopak dan mahkotanya sama baik bentuk maupun warna dinamakan tenda bunga (perigonium) yang terdiri atas sejumlah daun tenda bunga (tepala).
d.   Alat-alat kelamin jantan (androecium), merupakan metamorfosis daun yang menghasilkan serbuk sari.
e.    Alat-alat kelamin betina (gynaecium), merupakan bagian yang disebut putik (pistillum), putik terdiri atas metamorfosis daun yang disebut daun buah (carpella).
Berdasarkan bagian-bagiannya yang terdapat pada bunga, bunga dibedakan menjadi:
1.    Bunga lengkap atau sempurna (flos completus), yang dapat terdiri atas: 1 lingkaran daun-daun kelopak, 1 lingkaran dau-daun mahkota, 1 atau 2 lingkaran benang-benang sari dan satu lingkaran daun-daun buah.
2.    Bunga tidak lengkap atau bunga tidak sempurna (flos incompletus), jika salah satu bagian hiasan bunganya atau salah satu alat kelaminnya tidak ada. Jika bunga tidak mempunyai hiasan bunga, maka bunga itu disebut bunga telanjang (nudus), jika hanya mempunyai salah satu dari kedua macam alat kelaminnya, dinamakan berkelammin tunggal (unisexualis).

Kelamin Bunga
Berdasarkan alat kelamin yang terdapat pada masing-masing bunga, dapat dibedakan:
a.    Bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus), yaitu bunga yang padanya terdapat benang sari (alat kelamin jantan maupun putik.
b.    Bunga berkelamin tunggal (unisexualis), jika pada bunga hanya terdapat salah satu dari kedua macam alat kelaminnya.
Berdasarkan alat kelamin yang ada padanya dapat dibedakan ke dalam bunga jantan (flos masculus), bunga betina (flos femineus) dan bunga mandul dan tidak berkelamin. Dilihat dari pertalian dengan kelamin bunga yang terdapat pada suatu tumbuhan dapat dibedakan menjadi berumah satu (monoecus), berumah dua (dioecus),  dan poligam (polygamus).

SIMETRI PADA BUNGA
Simetri adalah sifat suatu benda atau badan yang juga biasa disebut untuk bagian-bagian tubuh-tumbuhan (batang, daun maupun bunga), jika benda tadi oleh sebuah bidang dapat dibagi menjadi dua bagian sedemikian rupa, sehingga kedua bagian itu saling dapat menutupi.
Bunga sebagai suatu bagian tubuh-tumbuhan dapat pula mempunyai sifat dan bertalian dengan simetri, yaitu:
a.         Asimetri atau tidak simetris, jika pada bunga tidak dapat dibuat satu bidang simetri dengan jalan apapun juga. Misalnya bunga tasbih.
b.         Setangkup tunggal dengan lambang   , jika pada bunga hanya dapat dibuat satu bidang simetri saja yang membagi bunga tadi menjadi dua bagian yang setangkup.

Bergantung pada letaknya bidang simetri, bunga setangkup tunggal dibedakan lagi dalam 3 macam yaitu:
1.         Setangkup tegak, jika pada bidang simetrinya berimpit dengan bidang median (bunga telang)
2.         Setangkup mendatar, jika pada bidang simetrinya tegak lurus pada bidang median (bunga Corydalis)
3.         Setangkup miring, jika pada bidang simetrinya memotong bidang median dengan sudut yang lebih kecil (bunga kecubung)
c.         Setangkup menurut dua bidang
d.        Beraturan atau bersimetri banyak dengan lambang * (bintang)

LETAK DAUN-DAUN DALAM KUNCUP
Keadaan daun-daun dalam kuncup dibedakan dua hal, yaitu:
a.         Pelipatan daun-daun itu dalam kuncup
b.         Letak daun-daun dalam kuncup terhadap daun-daun lainnya
Keadaan bagian-bagian bunga, khususnya mengenai kelopak dan mahkotanya, sewaktu bunga masih dalam keadaan kuncup.
a.         Pelipatan daun-daun kelopak dan mahkota
1.        Rata
2.        Terlipat kedalam sepanjang ibu tulangnya (terlipat kearah adaxial)
3.        Terlipat sepanjang tulang-tulang cabangnya
4.        Terlipat tidak beraturan
5.        Tergulung kedalam menurut poros bujur
6.        Tergulung keluar menurut poros bujur
7.        Tergulung kesatu arah menurut poros bujur
8.        Tergulung kedalam menurut poros lintang
9.        Tergulung keluar menurut poros lintang
10.    Terlipat kebawah dan kedalam
11.    Terlipat menurut poros lintang keluar

b.         Letak daun-daun kelopak dan mahkota terhadap sesamanya
1.        Terbuka
2.        berkatup
3.        berkatup dengan tepi melipat kedalam
4.        berkatup dengan tepi melipat keluar
5.        menyirap

Susunan daun-daun kelopak atau daun-daun mahkota yang saling menutupi di bedakan dalam
a.         Yang terpuntir ke satu arah
-            terpuntir ke kiri
-            terpuntir ke kanan
b.         mengikuti rumus 2/5
c.         kohlearis
-            kohlearis visinal atau kohlearis berdekatan
-            kohlearis distal atau kohlearis berjauhan

Mengenai susunan kohlearis ini dapat disebut lagi perbedaan menurut letak daun yang paling luar terhadap sumbu pokok yaitu:
-            kohlearis turun
-            kohlearis naik
Susunan daun-daun kelopak dan daun-daun mahkota dengan tepi yang saling menutupi dapat dibedakan lagi menurut asli atau tidaknya susunan yang demikian tadi. Dalam hubungan ini orang lalu membedakan:
a.         Susunan yang etop
b.         Susunan yang metatop

DASAR BUNGA
Bagian dasar bunga dibedakan atas:
a.         Pendukung tajuk bunga atau antofor
b.         Pendukung benang sari atau androfor
c.         Pendukung putik atau ginofor
d.        Pendukung benang sari dan putik atau androginofor
e.         Cakram

BENTUK DASAR BUNGA
Dasar bunga biasanya menebal atau melebar dan memperlihatkan bermacam-macam bentuk, misalnya:
a.         Rata
b.         Menyerupai kerucut
c.         Seperti cawan
d.        Bentuk mangkuk
Dari uraian mengenai bentuk dasar bunga dapat dilihat bahwa hiasan bunga dapat lebih tinggi atau lebih rendah letaknya dibandingkan dengan duduknya bakal buah. Berdasarkan sifat itu bunga dapat dibedakan dalam 3 golongan, yaitu:
a.         Hipogin (jika hiasan bunga tertanam pada bagian dasar bunga yang lebih rendah daripada tempat duduknya putik misalnya bunga johar).
b.         Perigin (jika letak hiasan bunga sama tinggi atau sedikit lebih tinggi daripada duduknya putik dan berbentuk seperti cawan misalnya bunga bungur).
c.         Epigin (dasar bunga berbentuk mangkuk atau piala dengan bakal buah yang tenggelam, sehingga seringkali seakan-akan hiasan bunga duduk dibagian atas bakal buah misalnya bunga daun kaki kuda).


KELOPAK
Daun-daun hiasan bunga yang merupakan lingkaran luar, biasanya berwarna hijau, juga bentuknya banyak, lebih kecil dan lebih kasar daripada hiasan bunga yang sebelah dalam. Bagian ini disebut kelopak.
Kelopak merupakan hiasan bunga yang masih jelas sebagai organ yang berasal dari daun.
Pada tumbuhan yang tergolong dalam suku Malvaceae seperti kapas, kembang sepatu, diluar lingkaran kelopak bunga, bunganya masih mempunyai daun-daun yang menyerupai kelopak, yang pada kapas justru amat besar dan menyelubungi seluruh bunga yang disebut kelopak tambahan.
Kelopak tersusun atas bagian-bagiannya yang dinamakan daun kelopak. Pada bunga daun-daun kelopak mempunyai sifat-sifat yaitu:
a.         Berlekatan
Menurut banyak sedikitnya bagian yang berlekatan(atau panjang pendeknya pacung-pacung dibagian atas kelopak) dibedakan 3 macam kelopak, yaitu:
1.        Berbagi
2.        Bercangap
3.        berlekuk
b.         Lepas atau bebas

Melihat simetrinya, bentuk kelopak yang bermacam-macam itu dapat dibedakan dalam 2 golongan, yaitu:
a.         Beraturan atau aktinomorf, berbentuk : bintang, tabung, terompet, mangkuk, piala, corong, lonceng dll.
b.         Setangkup tunggal atau atau zigomorf
-            Bertaji (bunga pacar air)
-            Berbibir (pada bunga Salvia)

TAJUK BUNGA ATAU MAHKOTA BUNGA
Tajuk bunga atau mahkota bunga merupakan hiasan bunga yang terdapat disebelah dalam kelopak, umumnya lebih besar, dengan warna yang indah, menarik, dengan bentuk susunan yang bagus, tidak jarang pula mempunyai bau yang harum atau sedap (tetapi banyak pula yang sama sekali tidak berbau atau malahan mempunyai bau yang busuk seperti bangkai).
Bagian-bagian tajuk bunga dinamakan daun tajuk atau daun mahkota, dan seperti halnya dengan daun-daun kelopak, daun-daun mahkota bunga menunjukkan sifat yang berbeda-beda:
a.         Berlekatan
1.        Tabung atau buluh tajuk
2.        Pinggiran tajuk
3.        Leher tajuk
b.         Lepas atau bebas
1.        Kuku daun tajuk
2.        Helaian daun tajuk
c.         daun-daun tajuk tidak ada atau sangat kecil sehingga sama sekali tidak menarik perhatian. Bunga tanpa tajuk bunga seringkali dinamakan bunga telanjang.
Tajuk bungapun seperti hanya dengan kelopak mempunyai bentuk yang bermacam-macam, dan berdasarkan simetrinya dapat dibedakan atas:
a.         beraturan (bentuk ini juga dinamakan polisimetris atau bersimetri banyak)
1.        bintang (misalnya tajuk bunga lombok)
2.        tabung (misalnya bunga tabung pada bunga matahari)








3.        Terompet (misalnya pada bunga jantan papaya)
Jantan                                                                  Betina









4.        mangkuk atau buyung
5.        corong (misalnya pada bunga kecubung)
6.        lonceng (misalnya pada bunga ketela rambat)





b.         setangkup tunggal, bersimetri satu, atau monosimetris.
1.      Bertaji (misalnya pada bunga larat)
2.      Berbibir (misalnya pada kemangi)
3.      Berbentuk seperti kupu-kupu (misalnya pada kacang tanah)







4.      Bertopeng atau berkedok (misalnya pada bunga mulut singa)
5.      Berbentuk pita (misalnya pada bunga-bunga pinggir pada bunga matahari)

TENDA BUNGA (Perigonium)
Tidak semua bunga mempunyai hiasan bunga yang jelas dapat dibedakan dalam kelompok dan tajuk bunganya. Berbagai jenis tumbuhan mempunyai hiasan bunga yang tidak lagi dapat dibedakan mana kelopak dan mana tajuk, dengan lain perkataan kelopak dan tajuk bunga sama, baik bentuk maupun warnanya. Itulah yang disebut tenda bunga (perigonium).
Bagian-bagian yang menyusun tenda bunga dinamakan daun tenda bunga (tepala), yang menurut bentuk dan warnanya dapat dibedakan dalam 2 golongan :








1.         Serupa kelopak (calycinus)
Jika warnanya hijau seperti daun kelopak. Biasanya tak begitu besar dan tidak begitu menarik. Seperti terdapat bunga jenis palma (palmae) yaitu contohnya dari famili Arecaceae Palem Merah atau Pinang Merah (Cyrtostachys renda dan Areca vestiaria); dan Pinang (Areca catechu) dan lain-lain.
 









                Cyrtostachys renda (Mahmudy, 2011)

2.         Serupa tajuk (corollinus)
Warnanya bermacam-macam seperto warna tajuk bunga, juga biasanya lebih besar dan bentuknya seringkali  lebih menarik daripada tajuk bunga sesungguhnya. Contohnya yaitu bunga anggrek (Orchidaceae), lilia (Liliaceae), Amaril (Amaryllidaceae), iris (Iridaceae), dan lain-lain. Pada daun tenda bunga (yang bersifat serupa tajuk) dapat pula dibedakan dua bagiannya yaitu kuku (unguis) dan helaiannya (lamina).
 







                            Orchidaceae                                                  Liliaceae

Bagian-bagian yang berupa daun-daun tenda bunga tadi ada yang:
a.         Berlekatan (gamophyllus) contohnya yaitu (Lilium longiflorum Thum.). tenda bunga yang berlekatan memperlihatkan bentuk beraneka rupa seperi pada tajuk yang berlekatan.










Lilium longiflorum Thum

b.         Lepas atau bebas (pleiophyllus) satu sama lain, seperti misalnya pada kembang sungsang (Gloriosa superba L.)
 








                                    Gloriosa superba L





BENANG SARI (Stamen)
Pada benang sari dapat dibedakan 3 bagian berikut :
1.         Tangkai sari (filamentum), yaitu bagian yang berbentuk benang dengan penampang melintang umunya berbentuk bulat.
2.         Kepala sari (anthera), yaitu bagian benang sari yang terdapat pada ujung tangkai sari yang mempunyai 2 ruang sari (theca) maisng-masing ruang sari terdiri atas ruangan kecil (loculus atau loculumentum) didalamnya terdapat serbuk sari atau tepung sari (pollen), yaitu sl-sel jantan yang berguna untuk penyerbukan atau persarian.
3.         Penghubung ruang antar sari (connectum). Bagian ini merupakan lanjutan tangkai sari yang menjadi penghubung kedua bagian kepala sari (ruang sari) yang terdapat di kanan kiri penghubung ini.
 








Stamen













Mengenai duduknya benang sari dibedakan 3 macam, yaitu :
1.         Benang sari jelas duduk pada dasar bunga. Tumbuhan dengan bunga yang bersifat demikan DE CANDOLLE dinamakan Thalamiflore, misalnya Citrus sp.
 








                                                                                       Stamen Citrus sp.
2.         Benang sari tampak seperti duduk diatas kelopak dinamakan Calyciflorae, misalnya mawar (Rosa hybrida Hort.)
 






 

     Rosa hybrida Hort.








3.         Benang sari tampak duduk diatas tajuk bunga. Tumbuhan yang demikian disebut : corolliflorae, a.l. anggota-anggota suku Boraginaceae, misalnya buntut tikus (Heliotropium indicum L.).
 







                                                                        Heliotropium indicum L.

Mengenai jumlah benang sari pada bunga umumnya dibedakan 3 golongan yaitu :
a.         Benang sari banyak, yaitu jika dalam satu bunga terdapat lebih cari seperti terdapat pada jambu-jambuan (Myrtaceae), misalnya jambu biji (Psidium guajava)
 









                                    Stamen Psidium guajava




b.         Jumlah benang sari 2x lipat jumlah daun tajuknya dibedakan menjadi 2 kemungkinan yaitu :
1.        Diplostemon (diplostemonus), yaitu benang-benang sari dalam lingkaran luar duduk berseling dengan daun-daun tajuk, misalnya pada kembang merak (Caesalpinia pulcherrima).
 








Stamen Caesalpinia pulcherrima
2.        Obdiplostemon (obdipiostemonus), jika keadaan sebaliknya artinya benang-benang sari pada lingkuran dalamlah yang duduknya berseling dengan daun-daun tajuknya, misalnya pada bunga geranium (Pelergonium odoratissimum Hort.).
 








                                                    Pelergonium odoratissimum Hort

c.         Benang sari sama banyak dengan daun tajuk atau kurang dibedakan menjadi 2 yaitu :
1.        Episepal (episepalus), artinya berhadapan dengan daun-daun kelopak. Berarti pula berseling dengan daun-daun tajuk.
2.        Epipetal (epipetalus), artinya berhadapan dengan daun-daun jadi berseling dengan daun-daun kelopak.

Bertalian dengan pendek panjangnya benang sari yang terdapat pada satu bunga itu antara lain dapat dibedakan :
a.         Benang sari panjang dua (didynamus), jika dalam satu bunga terdapat misalnya 4 benang sari, dan dari 4 benang sari itu, yang 2 panjang, sedang yang 2 lainnya pendek. Contohyna suku Labiatae, misalnya Kemangi (Ocimum basilicum L.)
 








                                                              Ocimum basilicum L.
b.         Benang sari panjang 4 (tetradynamus), misalnya mempunyai 6 benang sari dan 6 benang sari 4 yang panjang dan 2 yang pendek. Contohnya pada bunga lobak (Raphanus sativus L.)
 







                                                                Raphanus sativus L

Umumnya benang sari terpisah dari puyik, tetapi ada pula kalanya benang sari berlekatan menjadi satu dengan putik membentuk suatu badan yang disebut ginestemium (gynostemium).

TANGKAI SARI (Filamentum)
Tngkai sari biasanya duduk terpisah-pisah di atas dasar bunga. Melihat jumlahnya berkas yang merupakan perlekatan benang-benang sari tadi dapat dibedakan :
a.         Benang sari berberkas satu atau benang sari bertukai satu (monadelphus), yaitu jika semua tangkai sari pada satu bunga berlekatan menjadi satu. Contohnya pada bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.)
 







                                                                     Hibiscus rosa sinensis L.
b.        Benang sari berberkas dua atau benang sari bertukal dua (diadelphus), jika benang sari terbagi menjadi dua kelompok dengan tangkai yang berlekatan dalam masing-masing jumlah tangkai sari dalam masing-masing kelompok tidak perlu sama. Contohnya pada tumbuhan berbunga kupu-kupu Papilionaceae.



                                                                                    


Papilionaceae
c.         Benang sari berberkas banyak atau benang sari bertukal banyak, yaitu dalam suatu bunga yang mempunyai banyak benang sari, tangkai sarinya tersusun menjadi beberapa kelompok atau berkas seperti misalnya pada bunga kapuk (Caiba petandra Gaertn) yang dalam satu bunga terdapat 5 berkas benang sari dengan tangkai-tangkainya yang berlekatan dalam masing-masing berkas.
 







 
                                                     Caiba petandra Gaertn

KEPALA SARI (Anthera)
Adalah bagian benang sari yang terdapat pada ujung tangkai sari, merupakan suatu badan yang berbentuk bermacam-macam bulat jorong, bulat telur, bangun kerinjal, dan lain-lain. Didalamnya terdapat 2 ruang sari (theca), tetapi dapat pula hanya satu atau lebih dari 2 ruang. Satu ruang sari biasanya terdiri atas dua kantong sari (Loculumentum, tetapi sekat yang memisahkan kedua kantong sari itu dapat hilang sehingga kedua kantong sari akhirnya menjadi satu ruang sari saja.
Ruang sari merupakan tempat terbentuknya sserbuk sari atau tepung sari (pollen). Serbuk sari merupakan badan yang amat lembut, jika terpisah-pisah mudah sekali beterbangan karena tiupan angin, ada pula yang bergumpal-gumpal.
Dalam satu bunga umumnya kepala sarinya bebas satu sama lain, jarang sekali menjadi satu. Contohnya kepala sari yang berlekatan satu sama lain terdapat pada bunga matahari (Helianthus annuus L.) yang karena bentuk kepala sari pada bunga ini memanjang maka perlekatan kepala-kepala sari itu merupakan suatu badan yang berbentuk tabung.
 








                                                                Helianthus annuus L.

Berdasarkan duduknya kepala sari pada tangkainya dapat bermacam-macam :
a.         Tegak (innatus atau basifixus), yaitu jika kepala sari dengan tangkainya memperlihatkan batas yang jelas.
b.         Menempel (adnatus), jika tangkai sari pada ujungnya beralih menjadi penghubung ruang sari.
c.         Bergoyang (versatilis), jika kepala sari melekat pada suatu titik pada ujung tangkai sari misalnya terdapat pada bunga rumput umumnya (Gramineae)

Kepala sari dapat membuka dengan jalan yang berbeda-beda misalnya :
a.         Dengan celah membujur (longitudinalter dehiscens) yang menjadi jalan keluarnya serbuk sari dapat
1.         Menghadap kedalam (introrsum), seperti terdapat pada tumbuhan yang tergolong dalam suku Compositae, misal bunga matahari, dan lain-lain.





                                                                                                           
2.         Menghadap kesamping (lateraliter), misal pada begonia
 








                                                                                                Begonia sp

3.         Menghadap keluar (extrorsum), misalnya ada bunga semprit (Belamcanda chinensis Leman)
 










                                                                      Belamcanda chinensis Leman

b.         Dengan celah melintang (Transversaliter dehiscens) yang tidak banyak terdapat, sebagai contoh misalnya pada beberapa tumbuhan suku Euphorbiaceae




c.         Dengan sebuah liang pada ujung atau pangkal kepala sari (Poris dehiscens) seperti terdapat pada kentang (Solanum tuberosum L.)
 







               
                                                                    Solanum tuberosum L.

d.        Dengan kelep atau katup-katup (valvis dehiscens) yang jumlahnya satu atau lebih misalnya pada keningar (Cinnamomum zeylanicum Breyn)
 










Cinnamomum zeylanicum Breyn







PUTIK (Pistillum)
Putik merupakan bagian bunga yang paling dalam letaknya dan kalau benang sari merupakan alat kelamin jantan bagi bunga. Bahwasanya putik pun merupakan metamorfosis daun sudah amat sukar untuk dbuktikan misalnya pada tumbuhan berbiji telanjang misalnya Pakis haji (Cycas rumphii Miq).
 











Bagian-bagian yang menyusun putik adalah daun-daun pula yang telah mengalami metamorfosis yaitu daun buah (carpellum). Menurut banyaknya daun buah yang menyusun sebuah putik, putik dapat dibedakan dalam :
a.         Putik tunggal (simplex), yaitu jika putik hanya tersusun atas sehelai buah saja, misanya terdapat pada semua tumbuhan yang berbuah polong : kacang-kacangan, dan lain-lain(Leguminosae).
b.         Putik majemuk (compositus) jika putik terjadi dari dua daun buah atau lebih seperti misalnya pada kapas (Gossypium sp.)
Pada putik dapat dibedakan bagian-bagian berikut :
1.         Bakal buah (ovarium) yaitu bagian putik yang lazimnya kelihatan membesar dan duduk pada dasar bunga.
2.         Tangkai kepala putik (stylus) bagian putik yang sempit dan terdapat diatas bakal buah biasanya berbentuk benang
3.         Kepala putik (stigma) ialah putik bagian yang paling atas terletak pada ujung tangkai kepala putik tadi.
 







Bagian-bagian putik

BAKAL BUAH (Ovarium)
Adalah bagian putik yang membesar dan biasanya terdapat di tengah-tengah dasar bunga. Menurut letaknya terhadap dasar bunga kita membedakan :
a.         Bakal buah menumpang (superus) yaitu jika bakal buah duduk di atas dasar bunga sedemikian rupa, sehinggal bakal buah tadi lebih tinggi, sama tinggi atau bahkan mungkin lebih rendah daripada tepi dasar bunga.
b.        Bakal buah setengah tenggelam (hemi inferus) yaitu jika bakal buah duduk pada dasar bunga yang cekung.
c.         Bakal buah tenggelam (inferus) seperti b tetapi seluruh bagian samping bakal buah berlekatan dengan dasar bunga yang berbentuk mangkuk atau piala abadi

Berdasar jumlah ruang yang terdapat dalam suatu bakal buah dapat dibedakan dalam :
a.         Bakal buah beruang satu (unilocularis) : bakal buah yang beruang satu dapat tersusun atas satu daun buah saja, misalnya buah tumbuhan yang berubah polong (Leguminosae) dan tersusun atas lebih daripada satu daun buah contohnya bunga papaya (Carica papaya L.) dan markisa (Passiflora quadrangularis)
b.         Bakal buah beruang dua (Bilocularis) bakal buah ini biasanya tersusun atas dua daun buah misalnya suku Brassicaceae (kubis dan sejenisnya)
c.         Bakal buah beruang tiga (trilocularis) bakal buah ini terjadi di tiga daun buah yang tepinya melipat ke dalam dan berlekatan. Sehingga terbentuklah bakal buah dengan tiga sekat, seperti terdapat pada warga suku getah-getahan (Euphorbiaceae)
d.        Bakal buah beruang banyak (multilocularis) yaitu bakal buah yang tersusun atas banyak daun buah yeng berlekatan dan membentuk banyak sekat-sekat dan dengan demikian terjadilah banyak ruang-ruang, misalnya pada durian (Durio zibethinus Murr).
Sekat-sekat yang mebagi bakal buah menjadi beberapa ruang dapat dibedakan dalam :
a.         Sekat yang sempuran (Septum completus)
Berdasarkan asalnya sekat itu, sekat yang sempurna dapat lai dibedakan dalam dua macam :
1.        Sekat asli (septum) yaitu jika sekat ini berasal dari sebagian daun buah yang melipat ke dalam yang lalu berubah menjadi sekat. Misalnya pada durian (Durio zibethinus Murr).
2.        Sekat semu (septum spurius) yaitu jika sekat tadi bukan merupakan sebagian daun buah, tetapi misalnya terdidi atas suatu jaringan yang terbentuk oleh dinding bakal buah. Misalnya pada bunga kecubung (Datura metel L.)

TEMBUNI (Placenta)
Bagian bakal buah yang menjadi pendukung bakal biji atau menjadi tempat duduknya bakal-bakal biji dinamakan tembuni (placenta). Menurut letaknya, tembuni dibedakan dalam yang :
a.         Marginal (marginalis), bila letaknya pada tepi daun buah
b.         Laminal (laminalis) bila letaknya pada helaian daun buahnya
Untuk bakal buah yang hanya terdiri atas satu ruang, maka kemungkinan letak tembuninya adalah :
1.        Parietal (parietalis),  yaitu pada dinding bakal-bakal buah
2.        Sentral (centralis), yaitu di pusat atau di poros
3.        Aksilar (axillaris), yaitu di sudut tengah
BAKAL BIJI (Ovulum)
Bakal biji atau calon biji sendiri duduk pada tembuni dengan cara berbeda-beda pula. Pada umumnya pada bakal biji dapat di bedakan bagian-bagian berikut:
1.        Kulit bakal biji (integumentum), yaitu lapisan bakal biji yamg paling luar, yang kelak akan merupakan kulit biji.
2.        Badan bakal biji atau nuselus (nucellus), yaitu jaringan yang diselubungi oleh kulit bakal biji tadi.
3.        Kandungan lembaga (saccus embrionalis), sebuah sel dalam nucellus yang mengandung sel telur (ovum).
4.         Liang bakal biji (micropyle), yaitu suatu liang pada kulit bakal biji
5.         Tali pusar (funiculus),pendukung bakal biji, yang menghubungkan bakal biji dengan tembuni.
Letak bakal biji pada tembuni dan jumlah kulit bakal biji merupakan sifat-sifat yang penting dalam pengenalan (identifikasi) dan penggolongan (klasifikasi) alat tumbuhan.
Mengenai letak bakal biji pada tembuni dapat dibedakan 5 posisi utama, yaitu bakal-bakal biji yang :
a.         Tegak (atropus)
b.         Mengangguk (anatropus)
c.         Bengkok (campylotropus)
d.        Setengah mengangguk (hemitropus, hemianatropus)
e.         Melipat (camptotropus)
Semua tumbuhan dengan bakal biji yang tersembunyi didalam bakal buah dijadikan satu golonganyang dinamakan tumbuhan biji tertutup (angiospermae).
Tangkai kepala putik (stylus)
Tangkai kepala putik itu berbentuk benag atau buluh yang dalamnya berongga, mempunyai saluran tangkai kepala putik (canalis stylinus) atau tidak.
Tangkai kepala putik ada yang bercabang ada yang tidak, dan jika bercabang, tiap ujung cabang tangkai kepala putik itu mendukung satu kepala putik, jadi pada tangkai kepala putik yang bercabang terdapat lebih banyak kepala putik dari pada tangkai kepala putiknya.
Kepala putik (stigma)
Kepala putik adalah bagian putik yang paling atas, yang terdapat pada ujung tangkai kepala putik atau ujung cabang tangkai kepala putik itu. Bagian ini berguna untuk menangkap serbuk sari, jadi mempunyai peranan yang penting dalam penyerbukan.
Bentuk kepala putik beraneka ragam, biasanya disesuaikan dengan cara penyerbukan pada bunga yang bersangkutan.
a.         Seperti benang, misalnya pada bunga jagung (zea mays L.)
b.         Seperti bulu ayam, pada bunga padi (oryza sativa L.)
c.         Seperti bulu-bulu, misalnya pada bunga kecipir (psophocarpus tetragonolobus D.C.)
d.         Bulat, missalnya pada bunga jeruk (citrus sp).
e.         Bermacam-macam bentuk lain lagi, misalnya seperti bibir,seperti cawan, serupa daun mahkota, dst.

Kelenjar madu (necstarium)
Berbagai jenis tumbuhan mempunyai bunga yang menghasilkan madu, dan oleh karenanya bunga itu lalu mendapat kunjungan berbagai macam binatang (serangga, burung) untuk mendapatkan madu tadi.
Madu yang terdapat pada bunga biasanya dihasilkan oleh kelenjar madu (nectarium), yang berdasar asalnya dapat dibedakan dalam:
a.         Kelenjar madu yang merupakan suatu bagian khusus (suatu alat tambahan) pada bunga.
b.         Kelenjar madu yang terjadi dari salah satu bagian bunga yang telah mengalami metamorfosis dan telah berubah pula tugasnya.

Kelenjar madu yang merupakan metamorfosis salah suatu bagian bunga dapat berasal dari :
a.         Daun mahkota,
b.         Benang sari,
c.         Bagian-bagian lain pada bunga.
Penyerbukan atau persarian (pollinatio) dan pembuahan (fertilisatio)
Buah, biji, dan lembaga hanya akan terjadi setelah terlebih dahulu pada bunga terjadi peristiwa penyerbukkan (pollinatio) dan pembuahan (fertilisatio). Yang dinamakan penyerbukkan ialah: jatuhnya serbuk sari pada kepala putik (untuk golongan tumbuhan biji tertutup) atau jatuhnya serbuk sari langsung pada bakal bji (untuk tumbuhan yang berbiji telanjang), sedang yang dimaksud dengan pembuahan ialah: terjadinya perkawinan (persatuan atau peleburan menjadi satu ) sel telur yang terdapat dalam kandung lembaga didalam bakal biji dengan suatu inti yang berasal dari serbuk sari.
Selama pertumbuhan, inti dalam serbuk sari membelah menjadi dua, satu dibagian depan buluh yang menjadi penuntun gerak tumbuh buluh itu kearah bakal biji (inti vegetatif), yang kedua (inti generatif) lalu membelah lagi menjadi 2 inti sperma. Penyerbukan tidak selalu diikuti oleh pembuahan. Lazimnya penyerbukan hanya akan diikuti oleh pembuahan bila tumbuhan diserbuki oleh tumbuhan yang sama  atau sejenis.  
Berdasar asalnya serbuk sari yang jatuh di kepala putik itu, penyerbukan dapat di bedakan dalam beberapa macam, yaitu :
a.         Penyerbukan sendiri
b.         Penyerbukan tetangga
c.         Penyerbukan silang
d.        Penyerbukan bastar

Berdasarkan perbedaan waktu masak antara kepala sari dan kepala putik pada bunga yang memperlihatkan dikogami, kita dapat membedakan :
1.         Protandri atau proterandi (protandry, proterandry) 
2.         protogini atau proterogini (protogyny, proterogyny)
3.         adanya herkogami (hercogamy)
4.         adanya heterostili (heterostyly)


Menurut vektor atau perantara yang menyebabkan dapat berlangsung penyerbukan, penyerbukan dapat dibedakan dalam beberapa macam:
a.         penyerbukan dengan perantara aangin ( anaemophyly, anemogamy)
b.         penyerbukan dalam perantara air (hydrophly, hydrogamy)
c.         penyerbukkan dengan perantara binatang (zoydiophyly, zoydiogamy)

Berdasarkan golongan binatang apa yang dapat menjadi perantara penyerbukan ini. Penyerbukan zoidiofly dapat lagi dibedakan dalam :
1.         penyerbukan dalam perantaraan serangga (entomoflhyly, entomogamy).
2.         Penyerbukkan dengan perantaraan burun (ornithophyly, ornithogamy)
3.         Penyerbukan dengan perantaraan kelelawar (chiropterophyly, chiropterogamy)
4.         Penyerbukan dengan perantraan siput (malacophyly, malacogamy)


DIAGRAM BUNGA
            Dalam mendeskripsikan bunga, secara verbal (dengan kata-kata ) dapat ditambahkan gambar-gambar, agar pembaca dapat memperoleh kesan yang lebih mendalam tentang keadaan bunga. Salah satu gambar yang melukiskan keadaan bunga dan bagian-bagiannya adalah diagram bunga. Yang dinamakan diagram bunga ialah suatu gambar proyeksi pada bidang datar dari semua bagian bunga yang dipotong melintang, jadi pada diagram itu digambarkan penampang-penampang melintang daun-daun kelopak, tajuk bunga, benang sari, dan putik, juga bagian-bagian bunga lainnya jika masih ada, disamping keempat bagian pokok tersebut diatas.
Dalam membicarakan tentang bunga dan bagian-bagiannya telah diterangkan, bahwa bagian-bagian bunga duduk diatas dasar bunga, masing-masing teratur dalam satu lingkaran atau lebih. Oleh sebab itu kelopak dan daun tajuk harus selalu di gambar dengan lambang-lambang yang jelas berbeda, walupun bentuknya mirip satu sama lain .
Dalam menggambar bagian-bagian bunganya sendiri yang harus di perhatikan ialah.
a.         Berapa jumlah masing-masing bagian bunga tadi
b.         Bagimana susunannya terhadap sesamanya (misalnnya daun kelopak yang satu dengan yang lain) : bebas satu sama lain, bersentuhan tepinya, berlekatan, atau lain lagi.
c.         Bagaimana susunannya terhadap bagian-bagian bunga yang lain 9daun-daun kelopak terhadap daun-daun tajuk bunga, benang sari, daun-daun buah penyusun putiknya): berhadapan atau berseling, bebas atau berlekatan dan seterusnya).
d.        Bagaimana letak bagian-bagian bunga itu terhadap bidang median.

RUMUS BUNGA
Lambang-lambang yang di pakai dalam rumus bunga memberitahukan sifat bunga yang berkalian dengan simetrinya atau jenis kelaminnya, huruf-huruf merupakan singkatan nama bagian-bagian bunga, sedangkan angka-angka menunjukan jumlah masing-masing bagian bunga. Di samping itu masih terdapat lambang-lambang lain lagi yang memperlihatkan hubungan bagian-bagian bunga satu sama lain.
Oleh suatu rumus bunga hanya dapat di tunjukan hal-hal mengenai empat bagian pokok bunga sebagai berikut:
1.         Kelopak, yang di nyatakan dengan huruf K singkatan kata kalix (calyx), yang merupakan istilah ilmiah untuk kelopak
2.         Tajuk atau mahkota, yang di nyatakan dengan huruf C singkatan kata corolla (istilah ilmiah untuk mahkota bunga)
3.         Benang-benang sari yang di nyatakan dengan huruf A, singkatan kata androeciuem (istilah ilmiah untuk alat-alat jantan pada bunga)
4.         Putik, yang di nyatakan dengan huruf G, singkatan kata geyenaeceium (istilah ilmiah untuk alat pada bunga).
Jika kelopak dan mahkota sama baik bentuk maupun warnanya, kita lalu mempergunakan huruf lain untuk menyatakan bagian tersebut, yaitu huruf P, singkatan kata perigonium (tenda bunga).

BUAH (fructus)
Jika penyerbukan pada bunga telah terjadi dan kemudian diikuti pula oleh pembuahan, maka bakal buah akan tumbuh menjadi buah dan bakal biji yang terdapat di dalam bakal buah akan tumbuh menjadi biji.
Bagian-bagian bunga yang kadang-kadang tidak gugur melainkan ikut tumbuh dan tinggal pada buah, biasanya tidak mengubah bentuk dan sifat buah itu sendiri, jadi tidak merupakan suatu bagian buah yang penting, misalnya :
1.      Daun-daun pelindung
2.      Daun-daun kelopak
3.      Tangkai kepala putik
4.      Kepala putik
Adapun bagian-bagian bunga yang seringkali ikut tumbuh dan menyebabkan terjadinya buah semu, misalnya :
a.       Tangkai bunga, contohnya pada jambu monyet atau jambu mete (Anacardium occidentale L).






b.      Dasar bunga bersama, contoh pada suatu bunga majemuk, misalnya pada bunga lo (Ficus glomerata Roxb).
c.       Dasar bunga, contohnya pada bunga tunggal, misalnya pada arbe (Fragraria vesca L).





d.      Bunga kelopak, contohnya pada ciplukan (Physalis minima L)





e.       Tenda bunga dan ibu tangkai, contohnya pada bunga majemuk, misalnya buah nangka(Artocarpus integra Merr).






Ikhtisar tentang buah
1.      Buah semu atau buah tertutup, jika buah itu terbentuk dari bakal buah beserta bagian-bagian lain pada bunga itu yang malahan menjadi bagian utama buah ini (lebih besar menarik perhatian dan seringkali merupakan bagian buah yang bermanfaat dapat dimakan)
2.      Buah sungguh atau buah telanjang yang melulu terjadi dari bakal buah dan jika ada bagian bunga lainnya yang masih tinggal bagian ini tidak merupakan bagian buah yang berarti.
Penggolongan buah semu dapat dibedakan dalam :
a.       Buah semu tunggal yaitu buah semu yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah, pada buah ini selain bakal buah ada bagian lain bunga yang ikut membentuk buah.
b.      Buah semu ganda yaitu jika pada satu bunga terdapat lebih daripada satu bakal buah yang bebas satu sama lain.
c.       Buah semu majemuk yaitu buah semu yang terjadi dari bunga majemuk, tetapi seluruhnya dari luar tampak seperti satu buah saja.
Penggolongan buah sungguh (Buah sejati)
1.      Buah sejati tunggal, ialah buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah saja. Contoh: buah mangga (Mangivera indica L.), durian (Durio zibethinus Mur) dan papaya (Crica papaya L).






 





2.      Buah sejati ganda, ialah buah yang terjadi dari satu bunga dengan beberapa bakal bakal buah yang bebas satu sama lain. Contoh: pada cempaka (Michelia champaca Bail).
 





3.      Buah sejati majemuk, ialah buah yang berasal dari suatu bunga majemuk yang masing-masing bunganya mendukungsatu bakal buah tetapi setelah manjadi buah tetap berkumpul. Contoh: pada pandan (Pandanus tectorius Sol)






Buah sejati tunggal dapat dibedakan lagi dalam 2 golongan yaitu :
a.       Buah sejati tunggal yang kering (siccus) buah sejati tunggal yang bagian luarnya keras dan mengayu seperti kulit yang kering. Contoh : kacang tanah (Arachis hypogaeaL.) dan padi (Oryza sativa L.)
b.      Buah sejati tunggal yang berdaging (carnosus) ialah jika dinding buahnya menjadi tebal berdaging.
Ikhtisar Buah Sejati Tunggal Yang kering, dapat dibedakan lagi dalam :
A.    Buah sejati tunggal kering yang hanya mengandung satu biji, biasanya buah ini kalau masak tidak pecah (indehiscens).
a.       Buah padi (caryopsis), yang dinamakan buah padi adalah buah berdinding tipis, mengandung satu biji dan kulit buah berlekatan dengan kulit biji, sedang kulit biji ini kadang-kadang berlekatan pula dengan bijinya. Contoh : buah padi (Oryza sativa L.), jagung (Zea mays L.)
b.       Buah kurung (achenium)  yaitu buah berbiji satu, tidak pecah, dinding buahnya tipis, berdampingan dengan kulit biji tetapi tidak berlekatan. Contoh buah bunga matahari (Helianthus annus L.) dan buah bunga pagi sore (Mirabilis jalapa L.).
c.       Buah keras (nux) seperti buah kurung, yang seringkali hanya dibedakan dari buah kurung karena buah ini mempunyai kulit buah yang kaku atau keras berkayu. Contoh : pada buah sarangan (Castanea argentea Bl.).
d.      Buah keras bersayap (samara), seperti buah keras, tetapi pada kulit buah terdapat suatu alat tambahan berupa sayap, yang menyebabkan buah dapat beterbangan jika tertiup angin. Contoh : pada warga suku Ddipterocarpaceae.
B.     Buah sejati tunggal kering yang mengandung banyak (lebih dari satu) biji dan jika masak dapat pecah sedemikian rupa hingga biji terlepas (dapat meninggalkan buahnya).
a.       Buah berbelah (schizocarpium) buah ini mempunyai dua ruang atau lebih tiap ruang berisi satu biji. Buah berbelah dapat dibedakan lagi dalam :
1.      Buah berbelah dua (diachenium) contoh : buah pegagan (Centella asiatica Urb)
2.      Buah berbelah tiga (triachhenium) contoh : pada Trapaeolum majusL.
3.      Buah berbelah empat (tetrachenium) contoh : buah selasih (Ocimum basilicum L.)
4.      Buah berbelah banyak (polyachenium), contoh : seperti buah kurung.
b.      Buah kendaga (rhegma). Buah ini mempunyai sifat seperti buah berbelah tetapi tiap bagian buah kemudian pecah lagi sehingga dengan itu biji dapat terlepas dari biliknya.
Menurut jumlah kendaganya buah ini dapat dibedakan lagi dalam :
1.      Buah berkendaga dua (dicoccus)
2.      Buah berkendaga tiga (tricoccus)
3.      Buah berkendaga lima (pentacoccus)
4.      Berkendaga banyak (polycoccus)
c.       Buah kotak yaitu suatu buah kering sejati tunggal yang mengandung banyak biji, terdiri atas satu atau beberapa daun buah, jika masak lalu pecah, tetapi kulit buah yang pecah itu sampai lama melekat pada tangkai buah.

Dapat dibedakan dalam :
1.      Buah bumbung (folliculus) buah ini tersusun atas sehelai daun buah, mempunyai satu ruangan dengan banyak biji didalamnya.
2.      Buah polong (legumen) buah ini terbentuk dari satu daun buah pula dan mempunyai satu ruangan atau lebih.
3.      Buah lobak atau polong semu (siliqua) buah ini tersusun atas dua daun buah, mempunyai satu ruangan dengan dua tembuni pada perlekatan daun buahnya.
4.      Buah kotak sejati (kapsula) buah ini terjadi dari dua daun buah atau lebih dan mempunyai ruangan yang jumlahnya sesuai dengan banyaknya daun buah.
Ikhtisar Buah Sejati Tunggal Yang Berdaging, dapat dibedakan :
a.       Buah buni (bacca) adalah buah yang dindingnya mempunyai dua lapisan, ialah lapisan luar yang tipis agak menjangat atau kaku seperti kulit (belulang) dan lapisan dalam yang tebal, lunak, dan berair seringkali dapat dimakan.
Buah buni yang yang berdinding tebal dan dapat dimakan, Contoh : buah papaya (Carica papaya L.)
 
















buah buni yang kulitnya tidak begitu tebal. Contoh : buah duku (Lansium domesticum Corr)
 







b.      Buah mentimun (pepo) buah ini ditinjau dari sudut susunannya tidak jauh berbeda dengan buah buni. Contoh : buah semangka












c.       Buah jeruk (hesperidium) buah ini dapat pula dianggap sebagai suatu variasi buah buni. Contoh: buah jeruk (Citrus sp.)
 






d.      Buah batu (drupa) buah ini mempunyai kulit buah yang terdiri atas tiga lapisan kulit yaitu :
·         Kulit luar (exocarpium)
·         Kulit tengah (mesocarpium)
·         Kulit dalam (endocarpium)

e.       Buah delima, kulit buah yang merupakan lapisan luar kaku seperti kulit atau hampir mengayu, lapisan dalamnya tipis dan licin. Contoh : buah delima (Punica granatum L.)





f.       Buah apel (pomum), seperti buah batu dengan kulit dalam yang tipis tetapi cukup kuat, seperti kulit, kulit tengah tebal, lunak, berair, biasanya dapat dimakan. Contoh : buah apel (Pirus malus L.)
Buah Sejati Ganda
      Seperti telah diterangkan, buah sejati ganda adalah buah yang terjadi dari satu bunga dengan banyak bakal buah yang masing-masing bebas, tumbuh menjadi buah sejati, tetapi kesemuanya tetap berkumpul pada satu tangkai.
      Menurut sifat masing-masing buah yang berkumpul tadi, buah sejati ganda dapat dibedakan dalam :
a.       Buah kurung ganda.
b.      Buah batu ganda.
c.       Buah bumbung ganda.
d.      Buah buni ganda. Contoh : buah srikaya (Annona squamosa L.)
Buah sejati majemuk
            Buah sejati majemuk berasal dari suatu bunga majemuk, jadi merupakan kumpulan banyak buah, yang masing-masing berasal dari satu bangsa. Dapat dibedakan menjadi :
a.       Buah buni majemuk, misalnya pada nenas (Ananas comosus Merr).
b.      Buah batu majemuk, misalnya pada nenas (Pandanus tectorius Sol).
c.       Buah kurung majemuk
BIJI (Semen)
Bagian – bagiaan biji
a.         Kulit biji (Spermodermis)
b.        Tali pusar (Funiculus)
c.         Inti biji atau isi biji (nucleus seminis)
Pada dasarnya biji mempunyai susunan yang tidak berbeda dengan bakal biji, tetapi dipergunakan nama-nama yang berlainan untuk bagian-bagian yang sama asalnya, misalnya : integumentum pada bakal biji, kalau sudah menjadi biji merupakan kulit biji (spermodermis)

Kulit Biji (Spermodermis)
Kulit biji berasal dari selaput bakal biji (integumentum), oleh sebab itu biasanya kulit biji  (dari tumbuhan biji tertutup (angiospermae) terdiri atas dua lapisan, yaitu :
a. lapisan kulit luar (testa), mempunyai sifat yang bermacam-macam, ada yang tipis, ada yang kaku seperti kulit, ada yang keras speperti kayu atau batu. Bagian ini merupakan pelindung utama bagi bagian biji yang ada di dalam.
b. lapisan kulit dalam (tegmen), biasanya tipis seperti selaput, sering dinamakan dengan kulit ari.
Pada tumbuhan biji telanjang (Gymnospermae) mempunyai tiga lapisan, contohnya pada biji melinjo (Gnetum gnemon L). Ketiga lapisan kulit biji seperti dapat dilihat pada belinjo masing-masing dinamakan :
a.  Kulit luar (sarcotesta), biasanya tebal berdaging, pada waktu muda berwarna hijau, kemudian berubah menjadi kuning dan akhirnya merah.
b. Kulit tengah (sclerotesta), suatu lapisan yang kuat dan keras, berkayu, menyerupai kulit dalam (endocarpium) pada buah batu.
c.  Kulit dalam  (endotesta), biasanya tipis seperti selaput, seringkali melekat erat pada inti biji.
                                                                                                                                                     Biji belinjo
Bagian-bagian kulit luar biji
1.        Sayap (ala) : biji tumbuhan mudah dipancarkan oleh angin. Contohnya Kelor (Moringa oleifera Lamk).
Biji bersayap
2.      Bulu (coma) : penonjolan sel-sel kulit luar biji yang berupa rambut-rambut yang halus. Buu-bulu ini mempunyai fungsi seperti sayap, yaitu memudahkan bertbangan biji oleh tiupan angin. Contohnya : kapas (Gossypium sp), biduri (Calotropis gigantea Gryand).
 







Kapas
3.      Salut biji (arillus) : yang berasal dari pertumbuhan tali pusar, contohnya biji durian (Durio zibethinus Murr).
                                
Biji durian
4.      Selaput biji semu (arillodium), seprti salut biji, tetapi tidak berasal dari tali pusar, melainkan tumbuh dari bagian sekitar liang bakal biji (micripyle). Macis pada biji pala sebenarnya adalah suatu biji salut biji semu.
Macis biji pala
5.      Pusar biji (hilus), bagian kulit luar biji yang merupakan bekas perlekatan dengan tali pusar, biasanya kelihatan kasar dan mempunyai perna yang berlainan dengan bagian lain kulit biji, contohnya kacang panjang (Vigna sinensis Endl.)
Kacang panjang
6.      Liang biji (micropyle), liang kecil bekas jalan masuknya buluh serbuk sarike dalam bakal biji pada peristiwa pembuahan. Contohnya biji jarak (Ricinus communis L.)
Biji jarak
7.      Bekas berkas pembuluh pengangkutan (chalaza) , contohnya biji anggur (Vitis vinifera L).
Biji anggur
8.      Tulang biji (raphe), Terusan tali pusar pada biji, biasanya hanya kelihatan pada biji yang berasal dari bakal biji yang mengangguk dan pada biji biasanya tak begitu jelas lagi, masih kelihatan. Contohnya biji jarak.
Biji jarak

Tali Pusar (Funiculus)
Tali pusar merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni, jadi merupakan tangkainya biji. Jika biji masak, biasanya biji terlepas dari tali pusarnya (tangkai biji), dan pada biji hanya tampak bekasnya yang dikenal dengan pusar biji.

Inti biji (Nucleus seminis)
Inti biji terdiri atas :
a.         Lembaga (embryo) , yang merupakan calon individu batu
b.        Putih lembaga (albumen) : Jaringan berisi cadangan makanan untuk masa permulaan kehidupan tumbuhan baru (kecambah), sebelum dapat mencari makanan sendiri.
Lembaga (Embryo)
Lembaga di dalam biji telah memperliharkan ketiga bagian utama tubuh tumbuhan, yaitu :
a. akar lembaga atau calon akar (radicula)
b. Daun lembaga (cotyledo), berfungsi
-            Sebagai tempat penimbunan makanan
-            Sebagai alat untuk melakukan asimilasi
-            Sebagai alat penghisapan makanan untuk lembaga dari putilembaga
c.  Batang lembaga (cauliculus), dapat dibedakan dalam dua bagian
-            Ruas batang di atas daun lembaga (internodium epycotylum)
-            Ruas batang di bawah daun lembaga (internodium hipocotylum)
 









Lembaga di dalam biji dengan bagian-bagiannya




Putih Lembaga (albumen)
a.         Putih lembaga dalam (endospermium), contohnya biji jagung (Zea mays L.)




b.        Putih lembaga luar (perispermium), contonya biji lada (Piper nigrum L. )




      
Kecambah (Plantula)
Perkecambahan biji dapat dibedakan dalam dua macam :
a.         Perkecambahan di atas tanah (epigaeis), contohnya kacang hijau (Phaseolus radiatus L.)
                                                     
b.        Perkecambahan di bawah tanah (hiogaeis), contohnya biji kacang kapri (Pisum sativum L.).
                                                                         

1 komentar: